Air bukan hanya kebutuhan dasar—tetapi juga sumber daya bersama yang memerlukan pengelolaan hati-hati, terutama di industri pertambangan di mana penggunaannya sangat vital namun dapat berdampak pada ekosistem sekitar. Di PT. Anugrah Neo Energy Materials (Neo Energy), kami percaya bahwa keberlanjutan dimulai dari rasa hormat terhadap lingkungan, termasuk bagaimana kami memandang dan menggunakan air. Salah satu inovasi yang kami banggakan adalah komitmen kami dalam memanen dan mendaur ulang air hujan sebagai langkah penting menuju sistem penggunaan air yang sirkular.

Mengapa Pemanfaatan Air Hujan Penting dalam Pertambangan

Indonesia—khususnya Sulawesi, tempat kegiatan penambangan dan pemrosesan kami berada—diberkahi iklim tropis dan curah hujan tahunan yang tinggi. Namun, operasi pertambangan tradisional seringkali sangat bergantung pada air tanah atau sumber air permukaan, yang dapat memberi tekanan tambahan pada pasokan air lokal dan masyarakat sekitar. Neo Energy memilih jalur berbeda.

Alih-alih menganggap hujan sebagai tantangan yang harus dialirkan, kami melihatnya sebagai aset berharga. Dengan menampung air hujan, kami mengurangi ketergantungan pada sumber air eksternal, terutama di wilayah terpencil yang memiliki keterbatasan infrastruktur. Ini tidak hanya memastikan ketersediaan air untuk operasi sehari-hari kami, tetapi juga sejalan dengan komitmen kami terhadap efisiensi sumber daya dan ketahanan iklim.

Bagaimana Sistem Ini Bekerja

Di lokasi kami di Morowali, Neo Energy telah menerapkan sistem penampungan air hujan di berbagai zona operasional. Struktur atap penampung, tangkapan air di permukaan tanah yang berpori, serta sistem drainase dirancang untuk menyalurkan air hujan ke tangki penyimpanan berkapasitas besar. Setelah dikumpulkan, air akan disaring dan diolah untuk menghilangkan partikel dan kotoran sebelum digunakan untuk berbagai keperluan non-konsumsi, seperti:

  • Penekanan debu di jalan angkut dan area pengolahan
  • Pencucian alat berat dan proses penanganan bijih
  • Cadangan air darurat dan sistem pemadam kebakaran

Dengan langkah ini, kami secara signifikan mengurangi kebutuhan air bersih, sekaligus mencegah limpasan air yang dapat menyebabkan erosi tanah atau kontaminasi lingkungan.

Daur Ulang dan Pemanfaatan Kembali Air

Selain pemanenan hujan, Neo Energy juga telah merancang sistem daur ulang air dalam alur kerja operasional kami. Air proses yang digunakan dalam pengolahan bijih akan diolah dan digunakan kembali beberapa kali. Sistem sirkulasi tertutup ini meminimalkan pembuangan limbah cair, menurunkan biaya operasional, dan mendukung tujuan pengelolaan air jangka panjang.

Kami saat ini sedang menguji teknologi pengolahan air tingkat lanjut, seperti tangki sedimentasi dengan penyaringan alami dan proses pemurnian bebas bahan kimia, yang direncanakan untuk diimplementasikan di kegiatan hilirisasi kami ke depan.

Model Pertambangan Berkelanjutan

Pendekatan Neo Energy terhadap pengelolaan air dipandu oleh regulasi lingkungan nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta kerangka keberlanjutan internasional seperti Global Reporting Initiative (GRI) dan Equator Principles. Strategi pemanenan air hujan dan daur ulang air kami tidak hanya memenuhi tetapi juga berupaya melampaui standar tersebut.

Kami percaya bahwa inovasi dalam pengelolaan air bukanlah sekadar pilihan, melainkan keharusan bagi setiap perusahaan tambang yang memiliki visi jangka panjang. Mengubah hujan menjadi sumber daya operasional yang andal adalah salah satu cara Neo Energy menetapkan standar baru dalam pertambangan yang bertanggung jawab di Indonesia.


References:

  1. PT. Anugrah Neo Energy Materials Sustainability Framework (neoenergy.co.id)
  2. Global Reporting Initiative (GRI) Standards
  3. KLHK Indonesia Environmental Guidelines
  4. IFC Environmental, Health, and Safety Guidelines for Mining

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

-->